Jonadab: Indikasi Ada Kong Kali Kong
SORONG-Wakil Pembina Prestasi KONI Provinsi Papua Barat Daya, Jonadab Wattimena Suruan mengeluhkan nihilnya perhatian KONI Papua Barat Daya terkait dukungan asupan nutrisi hingga akomodasi kegiatan para atlet menjelang pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024. Pasalnya, hingga 7 bulan berlatih para atlet tidak mendapatkan haknya.
Jonadab menjelaskan menjelang pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 pada September 2024 para pelatih bekerja rodi demi meningkatkan volume latihan para atlet dengan terus berlatih sejak Januari 2024 kemarin.
“Ada lebih dari 12 cabang olahraga yang dipersiapkan menjelang PON XXI nanti dan kami semua sedang mempersiapkan atletnya dan target kami adalah juara agar mengangkat nama daerah baru ini (Papua Barat Daya) agar memiliki potensi dan nama di kanca nasional maupun internasional,” jelas Jonadab yang juga merupakan Pelatih Atlet Sambo dan Judo,” Jumat (2/8).
Selain latihan, nutrisi dan akomodasi para atlet pun harus diperhatikan sebagai bagian dari motivasi para atlet dalam berlatih. Sayangny, selama 7 bulan latihan, para atlet dari masing-masing cabang olahraga tidak mendapatkan haknya yakni nutrisi (makanan bergizi) hingga akomodasi berupa uang saku mereka. Artinya, secara psikologi para atlet mulai terganggu.
“Kita hanya dijanjikan terus, bilangnya bulan Juni akan cair sampai disuruh buat rekening. Tapi sampai sekarang rekeningnya masih kosong, kami seperti dibodohi terus. Padahal para atlet kami sudah latihan sejak Januari 2024 sampai sekarang,” bebernya.
Purn Polri itu menyebut khususnya dua atlet cabor Sambo dan Judo mendapatkan penanganan medis pihak rumah sakit akibat kelelahan latihan. Bahkan, untuk biaya rumah sakitpun menggunakan uang dari para atlet. Hal ini, membuat para pelatih merasa kecewa.
“Karena kelebihan beban latihan tidak diimbangi dengan kalori yang masuk sehingga 1 atlet sambo dan 1 atlet judo sudah terbaring di rumah sakit. Mereka ada yang 4 hari hingga 7 hari dirawat. Ini buat kami pelatih kecewa karena mereka yang dilatih ini anak-anak orang. Sama sekali tidak ada dukungan dana dari KONI Papua Barat Daya,” ungkapnya.
Jonadab pun meminta Polda Papua Barat dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat menyelidiki KONI Papua Barat Daya. Sebab, sejak pelantikan pengurus KONI Papua Barat Daya pihaknya tidak memperoleh SK pengurus. Sehingga, segala kepengurusan di dalam tubuh KONI PBD hanya dikerjakan oleh 4 pengurus inti.
“Kejaksaan dan Polda Papua Barat harus lidik ini, karena pekerjaan di KONI ini terkesan hanya dilakukan 4 orang saja dari 40 orang yang dilantik. Saya mau katakan ini managemen Tukang Bakso, dia yang bikin mie sendiri, makan sendiri dan cuci piring sendiri. Ini ada indikasi, ada kesepakatan jahat dibalik ini,” ungkapnya.
Dikatakan Jonadab, para pejabat atau 40 anggota KONI PBD yang telah dilantik tidak pernah dipanggil untuk rapat terkait tugas masing-masing anggota.
“Ini terkesan ada kong kali kong di dalam ini. Saya harap ada tindakan kongkrit dari Kejaksaan dan Polda Papua Barat supaya lidik ini. Bapak Pj Gubernur Papua Barat Daya coba pertimbangkan hal ini dengan baik,” pungkasnya.(je)