Menyatu dengan Kebudayaan Papua

banner 120x600

Mahasiswa K2N Universitas Muhammadiyah Sorong Ikut Berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini melalui Program Merdeka Belajar di PAUD Bersinar

Sorong, 21 Februari 2024 – Mahasiswa (K2N) Universitas Muhammadiyah Sorong tidak hanya membawa pengetahuan dan keterampilan akademis mereka ke dalam pendidikan anak usia dini, tetapi juga mendukung dan menghargai kekayaan budaya Papua. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (K2N), mereka terlibat aktif dalam kegiatan pengajaran di PAUD Bersinar, sementara juga berupaya untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal. Papua, dengan keanekaragaman etnis dan budayanya, menawarkan latar belakang yang kaya untuk program ini. Mahasiswa K2N belajar untuk menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan budaya setempat, seperti lagu-lagu daerah, tarian tradisional, dan cerita rakyat. Mereka tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembelajar, menyerap kearifan lokal dari masyarakat Papua.

(Sumber gambar: K2N Klagete)

Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, berbagi pengalamannya tentang bagaimana budaya Papua menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. “Kami belajar untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya Papua dalam setiap aspek kegiatan pembelajaran. Ini tidak hanya meningkatkan kebanggaan anak-anak terhadap identitas budaya mereka sendiri, tetapi juga memperluas pemahaman kami tentang keanekaragaman budaya di negeri ini,” ungkapnya. Dalam konteks ini, program Merdeka Belajar tidak hanya memberikan manfaat pendidikan yang konkret, tetapi juga bertindak sebagai jembatan antara generasi muda Papua dengan warisan budaya mereka. Kolaborasi antara mahasiswa K2N dan masyarakat Papua di PAUD Bersinar membawa harapan untuk menghormati, memperkaya, dan melestarikan budaya Papua di tengah tantangan globalisasi.

Menurut Bunda Merry, pendekatan Merdeka Belajar mendorong anak-anak untuk menjadi lebih mandiri dan proaktif dalam pembelajaran mereka. Namun, hal ini juga menuntut peran yang lebih aktif dari para guru dan orang tua. Para guru perlu menjadi fasilitator yang tanggap terhadap kebutuhan individual setiap anak, sementara orang tua harus terlibat secara aktif dalam mendukung perkembangan anak di rumah. “Merdeka Belajar memang memberikan ruang yang lebih besar bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. Namun, sebagai guru, kami harus selalu siap memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan untuk memfasilitasi proses belajar mereka,” ungkap Bunda Merry.

Selain itu, peran orang tua juga tidak kalah penting. Dengan adanya Merdeka Belajar, mereka diharapkan untuk lebih terlibat dalam mendukung pembelajaran anak di rumah. “Orang tua memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan anak-anak mereka. Dengan kerjasama antara guru dan orang tua, kita dapat memastikan bahwa setiap anak mendapat dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” tambahnya.
Melalui pendekatan ini, Merdeka Belajar bukan hanya memberikan kebebasan kepada anak-anak, tetapi juga tentang membangun kemitraan yang kuat antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak usia dini. Dengan demikian, diharapkan setiap anak dapat mencapai potensi mereka dengan penuh keyakinan dan kesuksesan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *